Wayang Bambu | Didominasi oleh bahan bambu, inilah keistimewaan dari wayang ini, diawali dari ide kreatif Adi Drajat Iskandar (36 tahun) bapak 2 orang putri ini akrab di panggil dengan sebutan “Kang Drajat”.
Membuat kerajinan seni wayang ini ternyata tidak perlu membutuhkan bahan-bahan yang mahal, seperti yang dilakukan bengkel seni pemuda di Kampung Cijahe, Kelurahan Curug Mekar Kecamatan Bogor Barat. Para pemuda di kampung ini memanfaatkan pohon bambu tua untuk dijadikan kerajinan seni wayang golek bambu.
Sejak kecil Kang Drajat kerap mengikuti sang Ayah menyaksikan wayang golek yang tampil dari satu tempat ke tempat yang lain di kampungnya, dari terbiasa melihat pertunjukan wayang inilah akhirnya muncul ide membuat wayang dari bahan yang berbeda.
Selama ini bahan wayang yang dikenal adalah dari bahan kulit dan kayu, namun di tangan Kang Drajat keterampilan membuat wayang ini dibuat dari bahan bambu yang dianyam dan dibentuk sesuai bentuk wayang yang diinginkan, sehingga menghasilkan karakter-karakter wayang terkenal.
Proses pembuatannya diawali dengan mencari bambu yang sudah agak tua. Setelah bambu didapat dan dipilih, kemudian bambu dibelah, disebet (dipotong tipis) dan dihaluskan.
Disinilah butuh ketelitian dan keuletan karena bambu-bambu yang sudah halus, langsung ditekuk dan dilipat untuk pembuat wajah masing-masing karakter pewayangan, misal karakter Gatot Kaca, anyaman bambu di bentuk sesuai karakter, kemudian diberikan pernak-pernik agar terlihat indah.
Bahan manik-manik berwarna warni satu demi satu dilekatkan pada baju berbahan kain batik juga dilekatkan pula sebagai perhiasan pada kepala wayang bambu ini, sehingga menambah daya tarik sendiri terhadap tampilan wayang bambu.
Tak lupa kain penutup kaki wayang untuk lebih terlihat perkasa, wayang dibuat punggungan yang diletakkan di belakang wayang, keunikan lain, wayang ini bisa bergerak lehernya, seolah bisa bernafas, selanjutnya apabila diperuntukkan sebagai souvenir, wayang bambu ditutupi kaca agar terhindar dari debu.
Aneka bentuk dari tokoh-tokoh terkenal dalam perwayangan di buat di tempat ini, ada tokoh Arjuna, Gatotkaca, Kresna, Sadewa, Rama, Shinta, dan juga ciri khas si Cepot, kreasi unik dari Kang Drajat ini adalah hadirnya tokoh Mak Ijot, sebuah karakter seorang wanita separuh baya yang berpenampilan mengenakan baju berwarna kuning dan berhias wajah menor dan berlipstik merah.
Kang Drajat, dibantu oleh 20-an para pemuda di daerah Cijahe, memberikan ruang wirausaha yang membantu perekonomian di daerah ini, untuk menghasilkan 1 tokoh karakter wayang bambu memakan waktu 3-7 hari , hargapun beraneka ragam mulai dari Rp 50.000 – Rp 3.000.000, tergantung pada besar dan kerumitan wayang yang akan dibuat, sebagai bentuk souvenir kang Drajat juga mengemas wayang-wayang bambu kreasinya dalam botol dan kotak kaca.
Selain membuat ternyata Kang Drajat juga ahli mendalang loh, bahkan sudah sering tampil di berbagai event di Jawa Barat, bahkan aktif mengadakan sosialisasi wayang ke berbagai sekolah dasar di Bogor, menyampaikan pesan-pesan moral tentang pendidikan, menjaga lingkungan dan saling mencintai sesame, dan tak lupa ditemani pula oleh candaan si Cepot dan mak Ijot.
Tentu saja saya tak melepaskan kesempatan bermain dengan wayang-wayang bambu milik Kang Drajat, memegangnya tentu tidak susah, sama seperti laiknya wayang golek, tangan dimasukkan ke dalam kain penutupnya, dan ibu jari bisa memegang ujung bilah bambu di dalamnya sehingga kepalanya bisa digerakkan, dan tangan kiri memegang kedua tangan sang wayang, berkomukasilah seolah anda adalah dalang terkemuka.
Ho ho ho tok tok tok… “lestarikan seni budaya Indonesia ya” dengan suara berat sayapun mendalang di rumah kang Drajat, serta merta Mak Ijot turut berceloteh ….“ euyyy bapak bapak ibu ibu terus cinta seni Indonesia yaaaa, jangan lupa yeuuhhh” suara kang Drajat mengisi candaan Mak Ijot ….Wayang Bambu kini dan masa depan menjadi sebuah bentuk keakraban komunikasi verbal unik yang patut dilestarikan.
Been here before…..hehe