Pantai Batu Bedil Belitung
Pantai Batu Bedil terletak di desa Sungai Padang, Kecamatan SIjuk, Kabupaten Belitung. Petunjuk jalan ada di setiap persimpangan, jalanan relatif baik walaupun berkelok. Pantai yang menghadap ke pulau Limau Seri dan pulau Umang kini menjadi salah satu primadona kunjungan wisatawana ke Belitung. Karena tak hanya alamnya yang indah namun juga beragam cerita turun-temurun yang menyertai keberadaan kisah Batu Bedil ini.
Mengapa disebut Batu Bedil?
Ada beberapa pendapat tentang penamaan Batu Bedil ini, pendapat pertama karena di lokasi ini kita bisa melihat 3 gugusan batu sejajar yang masing masing dipisahkan oleh laut sehingga membentuk formasi meriam alias bedil, mungkin karena hal inilah pantai tersebut oleh masyarakat sekitar dinamai oleh pantai batu Bedil.
Gugusan batu besar pertama ini dihubungan dengan keberadaan pasir putih. Membentuk seperti Tanjung, sedangkan batu besar kedua dengan batu besar ke tiga dihubungkan oleh pepohonan Bakau. Kini sudah ada jembatan kayu yang menghubungkan batu kedua dan ketiga, batu ketiga ini banyak kita temukan keunikan, selain bentuk gugusan yang besar dan luas, di sini kita bisa temukan pula adanya batu berbentuk hati yang kerap disebut sebagai ”batu Love”.
Konon batu ini terbentuk begitu saja oleh alam tidak di pahat atau dibentuk dengan alat. Dan adanya pula “Batu Kopong” atau disebut juga batu Pong, yang apabila kita pukul-pukulkan bagian permukaan batu dengan kayu maka akan menghasilkan bunyi bergema yang nyaring seperti alu, seolah batu di bawahnya kopong (kosong), dan hanya di satu sisi saja, dan cobalah pukul-pukulkan kayu ke bagian permukaan batu lainnya, suara yang dihasilkan berbeda tidak Kopong.
Jangan kuatir bagi kamu yang ingin mencobanya, ada tanda tulisan dari kayu diletakkan di dekat batu sehingga kamu gak usah lelah memukul semua batu di Batu Bedil.
Lubang ajaib sumber bunyi bedil.
Nah pendapat kedua tentang penamaan batu Bedil adalah adanya sebuah lubang ajaib di gugusan batu ketiga yaitu yang paling landai dan besar, lubang ini kerap menimbulkan bunyi seperti bedil. Sebuah lubang berdiameter sekitar 20 cm ini berada di sisi dekat garis pantai, letaknya sedikit tersembunyi di balik batu besar, apabila air sedang surut kita bisa turun ke pantai dan melihat keberadaan lubang ajaib yang mampu menghasilkan bunyi seperti bedil.
Bunyi Bedil ini terjadi saat angin kencang dan pantai bergejolak, air laut terdorong masuk ke celah lubang kecil dan menghasilkan suara seperti tembakan senjata. Nah hal inilah yang menyebabkan lokasi ini diberi nama Batu Bedil.
Hal ini tercatat pula di sebuah buku karya Conerlis de Groot berkebangsaan Belanda yang terbit tahun 1887 dengan judul “Herinneringen aan Blitong” di halaman 235, kesaksian Cornelis de Groot menuliskan “Sebagai suatu keanehan yang perlu dicatat, bahwa di sebelah timur Tanjung Sadei dekat pantai utara ada beberapa geranit yang di antaranya berupa pulau dan yang lainnya menghadap laut, yang menghasilkan suara tembakan, saat pantai bergejolak dan angin kencang. Yang paling terkenal adalah Batu Bedil yaitu batu yang menyembul; pulau kedua dan ketiga disebut Batu Bish dan Batu Pong, di mana Bish dan Pong itu menunjukkan suara tembakan,”
Namun berdasar letak geografis saat ini dua Pulau terdekat dari Batu Bedil yang sekarang dikenal sebagai Pulau Limau Seri dan Pulau Umang diberi nama pulau Umang karena banyak ditemukan kerang Umang di pulau tersebut, pantainya juga indah, hingga para wisatawan juga kerap mampir ke pulau Umang dengan perahu kayu.
Misteri Perigi beracun.
Ada hal unik lain kita bisa temukan di sebelah kiri sekitar Batu Bedil. Membelah di sela pepohonan rindang dan kita akan menemukan savana luas dan dari kejauhan tampak pagar bambu mengelilingi sebuah bidang, di sini kita bisa temukan sebuah sumur yang terbentuk alami dari bebatuan granit, sebuah celah dengan diameter sekitar 50cm dan kedalaman 1m. Masyarakat meyakini sumur ini sangat beracun, dan tak satupun yang berani meminumnya.
Berasarkan cerita turun temurun, jaman dahulu perigi ini sebagai salah satu senjata perangkap bagi para perompak dan bajak laut yang datang merapat ke pulau Bedil. Saat mereka minum air maka akan sakit dan mati. Namun saat saya berkunjung ke Perigi, perigi ini sedang kering, kemungkinan karena musim kemarau yang berkepanjangan di Belitung.
Untuk membaca informasi blog lainnya, silahkan kunjungi halaman ini : BLOG